Selamat Datang Diblog Orang Pinggiran

Translate

About Me

Pengikut

Search

Label

Kamis, 18 April 2013


Jayapura - Pasca secara resmi dilantik sebagai Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe enggan memenuhi undangan perusahaan tambang raksasa PT Freeport Indonesia  dalam sebuah pertemuan yang direncanakan akan berlangsung dalam bulan April ini. Keengganan memenuhi undangan itu, karena, Gubernur merasa yang sepantasnya mengundang adalah gubernur sebagai pemilik tanah tempat Freeport melakukan eksploitasi tambang.
‘’Setelah dilantik, saya diundang manajemen Freeport untuk hadir dalam sebuah pertemuan, tapi saya bilang tidak bisa hadir, dengan alasan yang sepantasnya memgundang adalah saya sebagai gubernur yang dipercaya rakyat Papua untuk memimpin tanah lokasi penambangan Freeport,’’tandas Gubernur Provinsi  Lukas Enembe.

Menurut Gubernur, dirinya tidak akan pernah memenuhi undangan Freeport, karena tidak ingin mengecewakan rakyat Papua yang telah mempercayainya sebagai  pemimpin Papua.
‘’Saya tidak ingin muncul interpretasi macam-macam bila memenuhi undangan Freeport dan seyogyanya yang mesti mengundang adalah gubernur bukan mereka, dan harus hadir jika diundang,’’tukasnya.
Gubernur mengatakan, akan mendorong renegoisasi kontrak karya Freeport, agar Pemerintah Provinsi Papua dan kabupaten disekitar areal tambang memiliki saham. ‘’Kami akan terus bernegoisasi atas kepemilikan saham Freeport, dimana, Pemerintah Provinsi Papua dan kabupaten di kawasan tambang harus memiliki saham, dan staf alhi presiden Felix Wanggai sedang melancarkannya,’’kata Gubernur.
Selain mendorong renegoisasi kontrak karya,  pihaknya  bukan hanya meminta kompensasi dalam bentuk dana, tapi juga kompensasi atas hak ulayat dan adat. ‘’Kami akan hitung berapa ribu hektar luas areal penambangan, dan meminta kompensasi atas hak ulayat dan adat selama berpuluh-puluh tahun mereka beroperasi, diberikan. Kami akan hitung itu semua menggunakan ahli,’’jelasnya.
Renegoisasi kontrak karya yang terus didorong, tambah Gubernur,  agar pemerintah provinsi dan kabupaten memilik saham atas 10 persen saham milik Indonesia. ‘’Saham nasional kan 10 persen yang serata dengan 84 Trilyun, nah kami ingin ikut memilikinya, syukur-syukur Freepor malah menambah khusus untuk Papua,’’paparnya.
Terkait kompenasasi 1 persen keuntungan Freeport yang diberikan kepada masyarakat pemilik hak ulayat disekitar lokasi tambang, Gubernur juga mengkritisnya dengan menyatakan, hitungan 1 persen itu tidak diketahui dari mana asalnya. ‘’1 persen itu dari mana, dari keuntungan bersih atau kotor, sampai kini kita semua tidak tau,’’tukasnya.
Hal lain yang menjadi sorotan gubernur Lukas Enembe, terkait  tailing (limbah) perusahaan, semestinya perusahaan bersedia memberikannya untuk pembangunan jalan di Papua. ‘’Freeport tidak usah bantu saya dengan dana royalty karena masyarakat tidak tau dan merasakan royalty, lebih baik mereka bantu dengan memberikan limbah perusahaan untuk pembangunan jalan, agar masyarakat bisa merasakannya secara langsung,’’papar dia. (jir/don/l03)
Sumber: www.bintangpapua.com

Jayapura - Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe, S.IP, MH menyatakan kesediaannya membuka ruang dialog terhadap kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka, yang selama ini berseberangan dengan pemerintah.  Bahkan, Gubernur siap membangun rekonsiliasi yang konstruktif dengan mereka.
“Sebagai Gubernur saya siap berdialog  dengan OPM, siap bernegoisasi, siap membangun rek onsiliasi dan membicarakan berbagai hal seperti masalah sosial selama itu untuk kepentingan mensejahterkan rakyat Papua,”ujar Gubernur, Rabu (17/4)  di Kantor Gubernur Papua Jalan Soa Siu Dok II Jayapura.
Lanjutnya, kesediaan untuk membuka ruang dialog terhadap kelompok separatis, karena mereka juga bagian dari warga Negara Indonesia yang selama ini tidak mendapat perhatian. “Bagaimanapun mereka adalah saudara kita juga, cuma selama ini selalu mendapat ketidakadilan, sehingga berteriak,’’tandasnya.

Dengan membangun dialog, sambungnya, keinginan dan harapan mereka akan diketahui  secara pasti. ‘’Kita ingin tau, mau mereka seperti apa dan kita akan bicara hubungan timbale balik take and give,’’kata Gubernur.
Kelompok separatis pimpinan Goliath Tabuni yang bermarkas di Tingginambut Puncak Jaya sendiri, aku Gubernur, juga sudah siap diajak duduk bersama dalam sebuah dialog. ‘’Goliath sudah telepon saya, akan siapkan waktu untuk saya, maunya minta apa dalam pertemuan itu akan dibahas,’’papar Gubernur.
Goliath juga dalam kesempatan itu mengucapkan selamat dan sukses telah dilantiknya Lukas Enembe menjadi gubernur  Papua. ‘’Kaka dilantik dari awal kami tidak ganggu, mereka ucapkan seperti itu,’’ucap Gubernur.
Bahkan, Goliat Tabuni sudah menyampaikan niat awalnya yakni tidak akan melancarkan aksi lagi, asalkan kampungnya dibangun pemerintah. ‘’Dia bilang tidak akan mengganggu lagi, tapi bangun kampungnya dengan baik,’’jelas gubernur.
Goliat juga menyampaikan siap menyimpan senjata dan tidak akan lagi mengangkatnya. ‘’Dia bilang, kalau bisa akan simpan dan kubur senjata yang dimilikinya,’’singkat gubernur.
Ditanya rencana terobosan yang akan dilakukan jika ruang dialog tercipta, Gubernur menyatakan, pemerintah siap menyiapkan modal untuk kelompok OPM tersebut. ‘’Kami siap berikan modal untuk usaha apa saja yang akan mereka lakoni,’’ucapnya.
Namun, tandasnya, hal yang paling utama akan menjadi prioritas perhatian pemerintah bila dialog sudah terselenggara adalah pendidikan dan kesehatan. ‘’Dua aspek ini jadi prioritas dibangun di kampung mereka, selain juga membangun ekonominya,’’jelas gubernur.
Bila ruang dialog tercipta, gubernur juga meminta perhatian pemerintah pusat untuk kelompok yang berseberangan tersebut. ‘’APBD Papua sangat terbatas, sehingga bila kami berhasil merangkul mereka kembali untuk bersama-sama membangun Papua,’’tukasnya. (jir/don/l03)
Sumber: www.bintangpapua.com

Site search

    Categories

    Unordered List

    More Text